Renungan

Menakjubkan sungguh urusan orang yang beriman. Segala perkaranya adalah kebaikan, dan itu tidak terjadi kecuali pada orang beriman. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan syukur itu baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, dan sabar itu baik baginya (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi)

Rabu, 16 Julai 2008

HUKUM MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA

Pada dasarnya para ‘ulama sepakat bahwa hukum menggambar makhluk bernyawa adalah haram. Banyak riwayat yang menuturkan tentang larangan menggambar makhluk bernyawa, baik binatang mahupun manusia. Sedangkan hukum menggambar makhluk yang tidak bernyawa, misalnya tetumbuhan dan pepohonan adalah mubah.

Berikut ini akan kami ketengahkan riwayat-riwayat yang melarang kaum muslim menggambar makhluk bernyawa.

Dari Ibnu, dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Barangsiapa menggambar suatu gambar dari sesuatu yang bernyawa di dunia, maka dia akan diminta untuk meniupkan ruh kepada gambarnya itu kelak di hari akhir, sedangkan dia tidak kuasa untuk meniupklannya.’” [HR. Bukhari].

Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya diantara manusia yang paling besar siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menggambar gambar-gambar yang bernyawa.” (lihat Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, bab Tashwiir).

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa seorang lelaki datang kepada Ibnu ‘Abbas, lalu katanya, “Sesungguhnya aku menggambar gambar-gambar ini dan aku menyukainya.” Ibnu ‘Abbas segera berkata kepada orang itu, “Mendekatlah kepadaku”. Lalu, orang itu segera mendekat kepadanya. Selanjutnya, Ibnu ‘Abbas mengulang-ulang perkataannya itu, dan orang itu mendekat kepadanya. Setelah dekat, Ibnu ‘Abbas meletakkan tangannya di atas kepala orang tersebut dan berkata, “Aku beritahukan kepadamu apa yang pernah aku dengar. Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Setiap orang yang menggambar akan dimasukkan ke neraka, dan dijadikan baginya untuk setiap gambarnya itu nyawa, lalu gambar itu akan menyeksanya di dalam neraka Jahanam.’” Ibnu ‘Abbas berkata lagi, “Bila engkau tetap hendak menggambar, maka gambarlah pohon dan apa yang tidak bernyawa.” [HR. Muslim].

Dari ‘Ali ra, ia berkata, “Rasulullah Saw sedang melawat jenazah, lalu beliau berkata, ‘Siapakah di antara kamu yang mahu pergi ke Madinah, maka janganlah ia membiarkan satu berhala pun kecuali dia menghancurkannya, tidak satu pun kuburan kecuali dia ratakan dengan tanah, dan tidak satupun gambar kecuali dia melumurinya?’ Seorang lelaki berkata, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ ‘Ali berkata, “Penduduk Madinah merasa takut dan orang itu berangkat, kemudian kembali lagi. Lelaki itu berkata, ‘Wahai Rasulullah, tidak aku biarkan satu berhala pun kecuali aku hancurkan, tidak satu pun kuburan kecuali aku ratakan, dan tidak satu pun gambar kecuali aku lumuri’. Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa kembali lagi membuat sesuatu dari yang demikian ini, maka bererti dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw.’” [HR. Ahmad dengan isnad hasan].

Larangan menggambar gambar di sini mencakup semua gambar yang bernyawa, baik gambar itu timbul mahupun tidak, sempurna atau tidak, dan digayakan mahupun tidak. Seluruh gambar yang mencitrakan makhluk bernyawa, baik lengkap, setengah, kemungkinan boleh hidup atau tidak, digayakan mahupun dalam bentuk karikatur adalah haram. Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, juz 2, menyatakan, bahwa gambar yang dimaksud di dalam riwayat-riwayat di atas adalah semua gambar yang mencitrakan makhluk bernyawa, baik lengkap, setengah, kemungkinan boleh hidup atau tidak, mahupun distilir atau tidak. Semuanya terkena larangan hadits-hadits di atas (Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, juz 2, bab Tashwiir).

Larangan yang terkandung di dalam nas-nas di atas juga tidak mengandung ‘illat. Larangan menggambar makhluk bernyawa bukan kerana alasan gambar itu sempurna atau tidak. Larangan itu juga tidak berhubungan dengan apakah gambar tersebut mungkin boleh hidup atau tidak, digayakan mahupun tidak. Semua gambar makhluk hidup walaupun tidak lengkap hukumnya tetap haram.

Walhasil, gambar manusia dalam bentuk karikatur, komik, mahupun batik yang dikomersilkan adalah haram, tanpa ada keraguan sedikit pun. Semua gambar makhluk bernyawa baik digambar secara gaya natural, kubik, mahupun gaya-gaya yang lain adalah haram. Demikian juga, gambar potongan kepala, tangan manusia, sayap burung dan sebagainya adalah haram. Untuk itu, menggambar komik Sailormoon, Dragon Ball, Ninja Boy, Kunfu Boy, Samurai X, dan lain sebagainya adalah perbuatan haram.

Sedangkan proses mendapatkan gambar-gambar yang diperoleh dari proses bukan “menggambar”, misalnya dengan cara scan, cetak, mahupun fotografi, printing dan lain sebagainya, bukanlah aktiviti yang diharamkan. Sebab, fakta “menggambar dengan tangan secara langsung” dengan media tangan, berus, mouse dan sebagainya (aktiviti yang haram), berbeda dengan fakta mencetak mahupun fotografi. Oleh kerana itu, mencetak mahupun fotografi bukan tashwir, sehingga tidak berlaku hukum tashwir. Atas dasar itu stiker bergambar manusia yang diperoleh dari proses cetak mahupun printing tidak terkena larangan hadits-hadits di atas.

4 comments:

Tanpa Nama berkata...

In my opinion, tidak apa-apa jika kita menggambar kartun seperti sailormoon, dragon ball,Samurai X, etc, karena semua orang juga tahu bahwa semua tokoh itu hanya fiktif, bukan makhluk yang bernyawa.
Lain halnya jika yang digambar itu adalah tokoh yang benar-benar ada seperti para Nabi dan para sahabat Nabi.

thinker berkata...

salam,

di dlm hadith nabi, larangan utk menggambar makhluk yg bernyawa adalah jelas, jadi ia tidak mengklasisifikasikannya kpd yg fiksi atau yg non-fiksi. Jadi harus jelas dlm hal ini...

Wallahu'alam...

Tanpa Nama berkata...

Kartun kartun itu juga menyerupai makhluk yang bernyawa

Tanpa Nama berkata...

Yakni manusia