Renungan

Menakjubkan sungguh urusan orang yang beriman. Segala perkaranya adalah kebaikan, dan itu tidak terjadi kecuali pada orang beriman. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan syukur itu baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, dan sabar itu baik baginya (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi)

Ahad, 30 November 2008

Kezaliman Di Kyrgiztan Terhadap Para Da'i

Kezaliman demi kezaliman telah dilakukan oleh kerajaan Kyrgystan terhadap para pejuang islam di negaranya. Mereka telah mengenakan hukuman penjara kepada 32 orang pejuang islam selama 9 hingga 20 tahun gara-gara hendak meraikan perayaan Aidil Fitri sekali gus berakhirnya puasa Ramadhan pada 1 Oktober lalu.

Pegawai Pendakwa Raya Umum distrik Nookat di daerah Osh Kyrgyzstan Selatan, mengumumkan sebanyak 32 orang pendukung Hizbut Tahrir, termasuk dua wanita dan seorang remaja belasan tahun, menerima hukuman penjara selama 9 hingga 20 tahun saat sidang pengadilan akhir pada hari Kamis (27/11/08).

Sepuluh orang di antaranya dihukum penjara 20 tahun, satu orang dihukum sembilan tahun dan yang lainnya 16 hingga 19 tahun penjara. Ia benar-benar pengadilan yang zalim.

"Beberapa dari mereka adalah anggota Hizbut Tahrir," kata jurubicara pendakwa raya Usen Ashimov, merujuk kepada kelompok Islam yang dianggap dilarang tersebut.

Peguam mereka, Ulugbek Usmanov, mengatakan kliennya menolak setiap kesalahan yang dilakukan dan merencanakan untuk menentang keputusan di pengadilan. "Kami akan membuat permohonan perbicaraan semula," katanya melalui telefon kepada Reuters.

Seperti yang diberitakan oleh Reuters, pada Jumaat (28/11/08) dikatakan bahawa Hizbut Tahrir berusaha untuk menyatukan umat islam di dalam sebuah negara Islam, tetapi perjuangannya dilakukan dengan cara yang damai.

Majalah HT berbahasa Rusia pada tanggal 1 Oktober 2008, mengatakan bahawa ratusan orang pendukung Hizbut Tahrir itu berjalan kaki di daerah Nookat agar mereka dibolehkan untuk melaksanakan solat Aidil Fitri. Terdapat beberapa kelompok minoriti di antara para demonstran. Sementara pihak penguasa setempat tidak memberi izin yang mengakibatkan puluhan orang ditangkap.

Kelompok Hizbut Tahrir semakin berkembang di negeri-negeri Asia Tengah, sebuah daerah Muslim di mana para penguasa bermasam muka kepada kelompok-kelompok di luar negara yang bersetuju dengan Islam. Mereka merasa terancam terhadap berkembangnya kelompok islam yang dianggap ekstrimis tersebut dengan kawalan ketat di beberapa kawasan.

Koresponden Reuters mengatakan bahawa apa pun bentuk ketidakstabilan di Kyrgyzstan, sebuah negara lemah yang menjadi tuan rumah bagi pangkalan ketenteraan AS dan Rusia, menjadi sebuah kekhuatiran bagi para pemain terutama terkait dengan ketidakstabilan di dekat Afghanistan.

Hizbut Tahrir merupakan partai politik global yang dikenal secara meluas dalam perjuangannya tanpa menggunakan kekerasan untuk menegakkan Khilafah yang akan membawa kesejahteraan dunia. Aktivitinya berada di beberapa negeri umat islam dan juga di negeri Barat termasuk di Australia, Denmark dan Inggeris. Taji Mustafa, perwakilan media Hizbut Tahrir Inggris beberapa waktu lalu mengatakan sikap represif para penguasa di Asia Tengah terhadap para anggota Hizbut Tahrir sebagai wujud kekalahan intelektual para penguasa korup dalam menghadapi debat dengan gerakan tersebut.

Read More..

Jumaat, 28 November 2008

Gadis Melayu Atau Gadis Solehah?

Ketika menaip artikel di komputer saya pada malam ni (khamis), entah kenapa mata saya terlirik ke kaca televisyen yang kebetulan ayah saya menonton rancangan Gadis Melayu di tv9. Dalam hati kecil saya terdetik soalan, apakah motif rancangan ni sebenarnya. Ini kerana, ia langsung tidak mendidik dan mendedahkan kriteria sebenar seorang gadis yang diinginkan oleh seorang suami (termasuk saya le). Apa yang kelakarnya, peserta kebanyakannya ditanya tentang seputar tanggungjawab dan peranan seorang isteri di dalam rumah tangga. Bahkan, soalan silih berganti bertanyakan berkenaan asas sebagai seorang muslimah seperti solat, adab berbusana, berhijab dan sebagainya. Tapi yang kelakarnya, seorang juri (yang saya tidak kenal namanya – sebab tak follow up pun rancangan ni) tidak mengenakan khimar (kain kerudung). Eh, apa ni? Macam tak kena je. Lawak pun ada. Kuang...kuang

Aiyuhal Muslimin Wal Muslimat, saya bukanlah ingin mengungkap aib seseorang dan keburukan rancangan yang disajikan kepada masyarakat kini (kerana memang majoritinya memang buruk pun), tetapi saya prihatin dan khawatir jika masyarakat kita terus menerus disajikan dengan tontonan yang ‘kosong’ ini tanpa adanya pemahaman yang benar bagaimana sepatutnya jati diri seorang muslim dan muslimah. Bagi seorang lelaki soleh, tentu saja akan mencari wanita solehah, tidak kira wanita itu berbangsa Melayu ataukah bangladesh, kesolehan adalah ranking nombor satu yang diletakkan oleh seorang lelaki dan begitu pula bagi seorang muslimah bagi pasangan mereka.

Maka dari itu, saya menyeru kepada yang membaca coretan ringkas ini agar memahami bahawa untuk mendapatkan yang terbaik haruslah dengan berusaha untuk menjadi yang terbaik, walau pada hakikatnya manusia itu tidaklah sempurna (kerana hanya Allah swt dzat yang maha sempurna). Namun, sebagai hamba yang beriman, kita haruslah senantiasa menjadikan akidah islam sebagai asas kepada seluruh amalan kita. Lelaki soleh tidak mungkin ada di disko, atau sedang melepak di Mall, saat ini, tetapi mereka sedang ‘melepak’ di tempat-tempat yang baik dan beraktiviti yang baik misalnya di masjid atau sedang mentelaah di perpustakaan. Begitu juga wanita solehah tidak mungkin berada di taman-taman sambil bercanda dengan lelaki bukan muhrimnya, dan tidak mungkin wanita muslimah itu sedang berhias dengan mempertontonkan tubuh gebunya di khalayak ramai (yang lebih parah ketika dipublikasikan di massa seperti di majalah dan koran), kerana sudah barang tentu wanita solehah itu sedang menolong ibunya di dapur ketika waktu lapangnya, atau sedang mengadakan usrah dengan teman-temannya dan berbincang tentang tantangan wanita solehah di era milenium ini.

Singkat, tapi padat. Biarlah tulisan saya ini singkat, tapi dapat mengisi ruang dan lohong pemikiran yang hampir-hampir diisi oleh bisikan syaitan. Kerana syaitan senantiasa mengambil setiap kesempatan yang ada. Semoga diambil iktibar dan kebenarannya. Mulai dari pemimpin yang berkuasa untuk menerapkan aturan di tengah-tengah masyarakat, dan menguatkuasakan sebuah aturan haruslah melaksanakan sebuah sistem dan aturan islam untuk diterapkan di dalam kehidupan. Setelah itu masyarakat, haruslah dibina dengan sahsiyah dan pemahaman islam agar amar ma'ruf nahi munkar menjadi satu amalan dan budaya mereka, dan setiap individu di dalam masyarakat haruslah dididik dengan tsaqafah islam agar yang haq dan bathil dilihat dengan kacamata islam dan bukan lainnya. dapat dibayangkan, mungkin setelah itu, wujud rancangan Gadis Solehah, dan bukan lagi gadis melayu, hehe.

Wallahu’alam...

Read More..

Saudi Larang Dua Buku Sayyid Qutb

Kementerian Pendidikan Arab Saudi baru-baru ini memerintahkan untuk menarik dua buku Sayyid Qutb dari perpustakaan-perpustakaan sekolah di Saudi, karena dinilai berisi ide-ide ektrimis dan bisa menyesatkan para siswa-siswi yang membacanya.

Perintah penarikan kedua buku itu diakui oleh direktur sekolah khusus anak lelaki di provinsi Asir, Abdul Rahman al-Fasil dan direktur sekolah khusus anak perempuan di provinsi Abha, Ibrahim al-Hamdan.

Dua buku Sayyid Qutb yang diperintahkan untuk ditarik dari perpustakaan berjudul "The Lies About Sayyid Qutb" dan "The Jihad in the Way of God".

"Kedua buku itu sebenarnya sudah lama ada di perpustakaan-perpustakaan sekolah, tapi belum pernah dilakukan pengawasan apakah buku itu pantas dibaca para siswa atau tidak," kata Abdul Rahman al-Fasil.

"Tujuan penarikan kedua buku ini untuk melindungi siswa-siswi yang masih muda dari ideologi-ideologi yang menyimpang," sambung Ibrahim al-Hamdan.

Sayyid Qutb adalah penulis dan tokoh intelektual pendiri gerakan Ikhwanul Muslim di Mesir pada era tahun 1950-1960-an.

Penulis Saudi, Abdul Wahid al-Ansari berpendapat, jika kedua buku Qutb dianggap berbahaya untuk siswa sekolah, maka tindakan kementerian pendidikan Saudi mengeluarkan perintah penarikan buku tersebut sudah benar. Menurutnya, bukan tidak mungkin masih banyak buku-buku yang berisi ideologi-ideologi ekstrim yang beredar di Saudi.

Kementerian Pendidikan Saudi menyatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengeluarkan perintah penarikan buku-buku yang dianggap tidak pantas dibaca siswa dari perpustakaan-perpustakaan sekolah. Buku-buku yang dinyatakan dilarang, dimusnahkan atau disimpan di satu tempat khusus

Read More..

Kembalinya Khilafah, Bukanlah Mimpi Di siang Hari

Akhir-akhir ini, terlalu banyak gagasan dan individu yang mempertikaikan dan memandang sinis tentang kesatuannya kaum muslimin di seluruh dunia. Bagi kalangan mereka ini, idea-idea dan gagasan pemikiran untuk menyatukan umat islam di seluruh dunia dalam satu bendera (baca : satu negara) bagaikan mimpi di siang hari, atau mitos khayali para da’i. Aneh sekali kan, umat islam? Di seluruh dunia satu? Haha, satu pemerintahan? Ya iya lah, dulu, saya sendiri tidak yakin akan idea/fikrah berkenaannya, sehingga saya berjumpa dengan para pejuangnya sendiri, dan mendengar terus, tentang apa dan bagaimana perjuangan ke arah untuk bersatunya umat islam di seluruh dunia.

Baru-baru ini saja, beberapa individu telah mengemukakan pendapat yang menentang gagasan tentang kemungkinannya umat islam di seluruh dunia pada abad ke-21. meeka menukil contoh-contoh masa kini tentang ketidakpaduan dan pengelompokan Dunia Islam sebagai bukti-bukti (argumentasi) yang menyokong gagasan mereka.

Pakar Antropologi Madawi ar-Rasheed yang bermukim di London mengatakan, “Saya kira, seluruh Jazirah Arab telah terjerumus ke dalam kekerasan sektarian (sekta kekerasan). Oleh kerana itu, menurut saya, tidak mungkin Khilafah dapat ditegakkan. Tertegaknya ia (khilafah) pada Abad ke-21 ini, yang diperjuangkan oleh sekelompok gagasan, hanyalah mimpi di siang hari”.

Seorang analis (pakar ilmu kimia) Saudi, Faris bin Houzam mengatakan, “Impian besar mereka ialah untuk mendirikan satu Negara Islam, namun tidak ada satu bukti pun yang dapat menunjukkan bahawa hal tersebut akan terwujud.”

Mubashar Akbar, seorang jurnalis dan penulis asal India, dalam salah satu tulisannya yang dimuat Newsweek mengatakan, “Saya mendengar dari para pengamat bahawa umat Islam hendak menegakkan kembali Khilafah. Gagasan tersebut kelihatannya seperti tidak siuman.s”

Beberapa alasan berkenaan pendapat yang menentang berdirinya Negara Khilafah dapat kita rangkumkan seperti berikut:

1) Umat Islam sedunia sangat beragam.

2) Semangat Nasionalisme telah mendarah daging.

3) Perbezaan antara Sunni dan Syi’ah yang terlalu mendasar dan mustahil untuk menyatukannya.

4) Umat Islam lebih suka hidup di bawah negara-bangsa (nation-state) yang terpisah-pisah.

5) Amerika tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Semua alasan di atas, dapat disangkal dengan argumentasi seperti berikut:

1. Umat Islam Sedunia Sangat Beragam

Umat Islam di seluruh dunia yang beragam bahasa, makanan, pakaian, dan tradisi-tradisi yang berbeza-beza, ini merupakan kenyataan yang tak dinafikan. Namun, keragaman ini menjadi tidak bermakna apabila kita berbicara tentang ‘Sistem Politik’ yang mengatur sebuah negara. Sistem politik tidak memaksa orang untuk memakan makanan yang sama atau berwarna kulit yang sama. Sistem politik mengurus masalah aturan ekonomi, politik, dan sosial dalam urusan kemasyarakatan. Dunia Islam saat ini pada umumnya menjalankan sistem politik yang berasal dari Barat, seperti merujuk kepada Konstitusi Perancis, Konstitusi Inggeris, Konstitusi Belanda, yang menjadi landasan bagi kebanyakan negeri Muslim setelah kemerdekaan palsu yang diberikan penjajah kepada mereka pada Abad ke-20.

Mari kita lihat Irak sebagai contoh. Etnik Kurdi disana menginginkan sebuah Negara Kurdi Merdeka. Namun ternyata masalah di Irak, sebagaimana di Dunia Islam lainnya, bukan berkisar pada masalah etnik semata, namun ia bersangkut-paut pada sistem pemerintahan yang diterapkan. Saddam Hussein tidak hanya menekan bangsa Kurdi, namun ia secara brutal telah menyeksa dan membunuh ribuan rakyatnya sendiri, baik yang beretnik Kurdi, Arab, Sunni, ataupun Syi’ah. Bahkan ia tega menjalankan hukuman mati terhadap (execute) dua orang menantunya sendiri!

Budaya dasar bangsa Kurdi adalah Islam. Mereka hidup dalam budaya Islam yang sama dengan budaya yang dimiliki umat Islam lainnya, baik di Turki, Irak, ataupun di Dunia Islam lainnya. Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang etnik Kurdi yang terkenal dalam sejarah. Beliau tidak hanya dicintai bangsa Kurdi, namun juga oleh seluruh Dunia Islam dari berbagai etnik kerana jasa besarnya membebaskan Masjid al-Aqsha di al-Quds, kota suci ketiga dalam ajaran Islam.

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya orang beriman saling mencintai dan berlaku baik sesamanya, perumpamaannya ialah bagaikan satu tubuh, sehingga apabila salah satu anggota tubuh disakiti, seluruh tubuh (lainnya) akan ikut merasakan sakit kerananya.” [Bukhari]
Selain itu, adakah aturan dalam syariat yang tidak mungkin diterapkan pada seseorang kerana etniknya? Perhatikan, bagaimana umat Islam di seluruh dunia -yang terdiri dari beragam warna kulit, berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku bisa bersama-sama menjalankan solat lima kali sehari, berpuasa di bulan Ramadhan, memberikan shadaqah, dan melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Mereka semua bisa menikah, mendidik anak-anak, berperang untuk mempertahankan tanah-tanahnya dari pendudukan, membayar pajak, mendirikan perusahaan, dan menghukum pelaku jenayah. Tidakkah fenomena itu menunjukkan bukti yang amat jelas tentang kesatuan Islam, dan kesanggupan Islam untuk menyatukan seluruh pengikutnya?

2. Semangat Nasionalisme Telah Mendarah Daging.

“Cuba saja tawarkan seorang Khalifah Pakistan pada orang Bangladesh,” sindir Mubashar Akbar.

Sesungguhnya, seorang Khalifah bukanlah Khalifah Pakistan, atau Khalifah Bangladesh, atau Khalifah Arab. Khalifah ialah seorang Muslim yang menjadi pemimpin Negara Islam. Salah satu kelemahan nasionalisme adalah hanya dapat menyatukan rakyat dari satu bangsa tertentu, dan hanya bersifat temporer, (iaitu bisa menyatukan sebuah bangsa hanya) pada saat mereka menghadapi serangan dan tekanan atau adanya ancaman bersama. Rakyat suatu bangsa tidak akan mengikuti pemimpin bangsa lain sepanjang mereka memandang negeri asal sang pemimpin. Namun, Khalifah adalah pemimpin yang mewakili kepentingan umat Islam secara keseluruhan, bukan menampilkan kepentingan kelompok etnik, suku, kerabat atau bangsa. Oleh kerana itu, ia tidak terikat atau terbiaskan pada suatu suku, keluarga, atau bangsa tertentu. Maka dari itu, Khalifah akan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia berdasarkan Akidah Islam.
Rasulullah saw bersabda:

“Dengarkan dan patuhilah pemimpin, sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis.” [Bukhari]

Sebagai contoh, baik orang Bangladesh mahupun orang Pakistan sama-sama Muslim. Saat terjadi bencana gempa bumi di Pakistan, umat Islam di Bangladesh dan di seluruh dunia akan menghantar dana untuk membantu m gempa. Majoriti umat Islam tidak memandang sempadan aktiviti yang dicipta oleh penjajah Barat dan dijaga oleh para penguasa korup berdasarkan bendera (atau lambang) bangsa, hari kemerdekaan, dan garis perbatasan palsu. Pada hakikatnya, para pemimpin itulah yang telah menebar kebencian di antara sesama umat Islam. Umat Islam adalah satu kesatuan yang berkongsi kebudayaan Islam yang sama. Konsep umat Islam sangat mendalam. Ini juga merupakan masalah besar bagi kekuatan Barat dalam menerapkan kebijakan luar negeri kolonialis kerana dukungan terhadap perlawanan atas pendudukan yang mereka lakukan tidak hanya datang dari populasi yang sama, namun dari seluruh Muslim di seluruh penjuru dunia.

Nasionalisme adalah sebuah konsep kuno yang merasuk Dunia Islam saat terjadinya kemunduran intelektual pada abad ke-19. Di masa sekarang ini, globalisasi memungkinkan meningkatnya kadar perjalanan dan komunikasi modern sehingga pesan Islam dapat sampai dengan cepat ke seluruh dunia. Umat mendekati patriotisme, nasionalisme, dan rasisme, akibat kecelakaan sejarah semata.
Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyah (nasionalisme/tribalisme) atau yang berperang deminya, atau mati kerananya, maka ia tidak termasuk golongan kami.” [Abu Dawud]

3. Perbezaan Sektarian

Banyak anggapan bahawa kawasan Syi’ah di Dunia Islam yang wujud di Libanon, Syria, Irak, dan Iran bersatu untuk memerangi negara lain yang Sunni di kawasan tersebut. Perang saudara yang terjadi di Irak juga digambarkan sebagai konflik antara Sunni dan Syi’ah.

Perpecahan antara Sunni dan Syi’ah telah dibesar-besarkan oleh mereka yang berkuasa di Dunia Islam mahupun mereka yang berada di luar Dunia Islam, yang mencuba meraih keuntungan dari situasi tersebut. Padahal, hakikatnya tidak pernah ada masalah di antara Sunni dan Syiah sejak sebelum invasi Amerika Syarikat dan koalisinya ke Irak tahun 2003. Kini, sebagai hasil dari pendudukan, terlepas dari asal golongan yang Sunni mahupun Syi’ah, beberapa orang saling menyerang antara satu sama lain. Penyebabnya, jelas bukan akibat perbezaan antara Sunni dan Syi’ah, namun kerana pemerintahan Irak yang dibentuk atas dasar etnik dan sekte. Masing-masing kelompok memiliki tanggungjawab sendiri yang kini saling berperang demi kepentingan politik mereka sendiri, bukan demi kepentingan Sunni atau Syi’ah.

Fenomena menarik yang perlu dicermati aialah berkenaan kemenangan Hizbullah di Lebanon tidak dipandang sebagai kemenangan Syi’ah semata, namun sebagai kemenangan Islam, yang didukung baik oleh Sunni mahupun Syi’ah di seluruh dunia. Manakala seorang pemimpin politik memainkan sentimen Sunni dan Syi’ah seperti kad terup, bererti ia melakukan itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Semua itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam. Upaya menghangatkan isu sektarian yang dilakukan oleh beberapa negeri Muslim seperti Arab Saudi hanyalah contoh dari ketamakan dan keengganan mereka untuk mengutamakan kepentingan Islam dan rakyat mereka sendiri. Oleh kerana itu, kita tidak usah kaget apabila mendengar bahawa Saudi akan membekalkan senjata untuk Sunni di Irak untuk memerangi Syi’ah apabila Amerika meninggalkan Irak.

Diriwayatkan dari al-Ahnaf bin Qais:

“Saat aku beranjak hendak menolong orang ini (Ali bin Abu Thalib), Abu Bakar menemuiku dan berkata, “Ke mana engkau hendak pergi?” Aku jawab, “Aku hendak menolong orang itu.” Ia berkata, “Kembalilah, kerana sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Apabila dua orang Muslim saling berkelahi dengan pedang mereka dan salah satunya terbunuh kerananya, maka tempat bagi keduanya adalah di dalam neraka.’ Lalu aku berkata, ‘Ya Rasulullah! Aku faham akan hukuman untuk yang membunuh. Tapi bagaimana dengan yang terbunuh? (mengapa ia masuk neraka juga?) Rasulullah saw bersabda, ‘Kerana ia pun memiliki nafsu untuk membunuh saudaranya’.”

4. Umat Islam Lebih Suka Hidup di bawah Negara-Bangsa yang Terpisah-pisah

Mubashar Akbar berkata, “Bangsa-bangsa Arab disatukan oleh bahasa, budaya, serta keyakinan yang sama, namun masih tetap lebih suka untuk hidup di bawah 22 negara yang berbeza. Mereka tidak mahu berbai’at kepada satu Khalifah Arab saja.”

Salah satu survey yang diadakan oleh The Centre for Strategic Studies di University of Jordan menghapus seluruh klaim tak berasas yang dikatakan oleh Si Akbar tersebut. Menurut survey yang bertajuk Revisiting the Arab Street: “Tanyakan apakah syariat harus menjadi satu-satunya sumber hukum, salah satu sumber hukum, atau sama sekali menjadi sumber hukum”. Majoriti umat Islam meyakini bahawa syariat harus menjadi satu-satunya sumber hukum. Dukungan akan hal ini terutama sangat kuat di Jordan, Palestin, dan Mesir, di mana hampir dua-pertiga responden Muslim menyatakan bahawa syariat harus menjadi satu-satunya sumber hukum, sedangkan sepertiga lainnya yakin bahawa syariat setidaknya harus menjadi salah satu sumber hukum.

Aspirasi dan perhatian perempuan Muslim, khususnya, tahun lalu diungkap dalam salah satu jejak pendapat yang dilaporkan dalam New York Times. Perhatian mereka ialah: kurangnya kesatuan antara bangsa-bangsa Muslim, ekstrimisme dengan kekerasan, serta korupsi politik dan ekonomi. Semua permasalahan tersebut hanya dapat dipecahkan oleh Negara Khilafah.

Bukan umat Islam yang menginginkan hidup di bawah 22 negara yang terpisah, tetapi justeru berasal dari para pemimpin mereka yang korup. Para penguasa di Dunia Islam saat ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah dunia. Mereka juga adalah orang-orang terkaya di dunia, dan mendapat kekayaan dengan cara mencurinya dari umat yang mereka pimpin. Apa yang diinginkan umat Islam adalah mengganti mereka semua. Sayangnya, para penguasa tersebut memiliki teman-teman pada skala tinggi yang tinggal di London dan Washington, yang dengan dukungan merekalah para penguasa ini memerintah rakyatnya dengan kuku besi.

Terlepas dari hal yang demikian, para penguasa di seluruh dunia sesungguhnya hidup dalam ketakutan. Rakyat mereka mulai tidak takut lagi menghadapi penyeksaan dan penahanan brutal yang mereka lakukan, serta mulai berani bicara terbuka untuk melawan mereka. Berbagai demonstrasi marak terjadi di seluruh Dunia Islam. Mesir, yang secara tradisional merupakan negara yang paling menonjol di Timur Tengah, memiliki tokoh dari kalangan politisi, praktisi hukum, dan media yang bertentangan dengan pemerintahan brutal Husni Mubarak.
Rasulullah saw bersabda:

“Jihad terbaik adalah mengatakan kebenaran di depan penguasa yang zalim.” [Abu Dawud dan Tirmidzi]

5. Amerika Tidak Akan Membiarkan Hal Ini Terjadi

Dalam pidatonya tentang Perang Global Melawan Teror, Presiden AS George W. Bush berkata: “Mereka ingin mendirikan kekuatan politik utopia di seluruh kawasan Timur Tengah yang mereka namakan “Khilafah” –di mana semua diperintah berdasarkan ideologi mereka yang penuh kebencian…saya tidak akan membiarkan ini terjadi – dan juga tidak ada satu Presiden AS pun di masa mendatang yang akan membiarkan hal ini.”

Pernyataan arogan seperti ini sama sekali tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi di Dunia Islam. Perang Irak telah menguras kekuatan perang AS secara besar-besaran. Terlepas dari klaim pasca invasi bahawa hantu Vietnam telah berlalu, Irak sekarang ini telah menjelma menjadi Vietnam kedua bagi AS. Sekitar 100 prajurit AS mati sia-sia setiap bulan, dan Amerika juga menghadapi perlawanan keras dari setiap penjuru negeri yang menginginkan mereka pergi. Pendudukan di Afghanistan juga tidak berlangsung lebih baik kerana ketidakmampuan Amerika untuk mengamankan wilayah yang telah mereka duduki.

Para politisi AS yang lebih memahami situasi daripada Bush dapat melihat jelas betapa terbatasnya kekuatan AS. Pat Buchanan, salah seorang pendiri majalah The American Conservative dan penasihat bagi tiga Presiden AS sebelumnya, Nixon, Ford dan Reagan, berkata, “Apabila aturan Islam adalah gagasan yang disetujui oleh seluruh kekuatan Islam, bagaimana mungkin pasukan terbaik di dunia dapat menghentikannya?”

Tidak diragukan lagi bahawa umat Islam percaya kalau kemenangan (an-nashr) datang dari Allah Swt bukan melalui sejumlah angka atau sumber daya materi. Bahkan sejumlah kecil umat Islam dapat mengatasi kekuatan superpower yang besar bila mereka berpegang teguh pada tali Allah dan berserah diri kepada-Nya. Kekalahan memalukan Israel dari sekelompok milisi bersenjata Libanon tahun lalu adalah contoh jelas dalam hal ini.

Rasulullah saw bersabda:

“Akan tiba suatu masa di mana umat ini dipermainkan oleh umat-umat lain, seperti makanan di atas meja”. Seseorang lalu bertanya, “Apakah jumlah kami saat itu sangat kecil?” Ia (Rasulullah) menjawab, “Tidak, jumlah kalian sangat banyak saat itu. Namun kalian akan tercerai-berai dan terbagi-bagi bagai makanan diperebutkan di atas meja, dan Allah telah mengambil ketakutan pada kalian dari hati musuh-musuh kalian dan menempatkan wahn di hati kalian.” Seseorang lalu bertanya, “Apa itu wahn?” Rasulullah saw menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” [Abu Dawud]

Sekitar 60 tahun yang lalu, bangsa-bangsa Eropa masih terlibat dalam perang brutal antar sesama mereka. Kini mereka bersatu di bawah bendera Uni Eropa dengan satu mata uang yang sama –sesuatu yang tak terbayangkan beberapa dekade lalu. Bila Uni Eropa dengan nasionalismenya yang kuat, serta perbezaan bahasa, dan tradisi yang berbeza dapat bersatu, mengapa Dunia Islam tidak?

Apakah kemungkinan digantinya para diktator di Dunia Islam oleh Negara Khilafah hanya merupakan fantasi bila ini merepresentasikan harapan dari seluruh umat Islam? Tidak ada pemimpin Muslim di dunia ini yang dipilih oleh rakyat mereka yang dapat memenangkan pemilu secara telak. Mereka umumnya berkuasa melalui sebuah kudeta, seperti yang dilakukan Jenderal Musharraf di Pakistan. Tak peduli betapapun kuatnya pemerintah saat ini mencuba menekan gerakan politik dan kebudayaan Islam, mereka tidak akan pernah mampu memadamkan gagasan ini. Gagasan syariat dan pemerintahan Islam kini semakin mengakar di tengah umat Islam, baik rakyat biasa mahupun kalangan berpengaruh. Gagasan ini semakin merasuk di tengah kalangan Angkatan Bersenjata, dan tinggal masalah waktu untuk menanti salah seorang atau beberapa perwira senior di Dunia Islam merasa cukup dengan situasi saat ini dan melakukan tindakan yang benar –dengan menyingkirkan rezim-rezim saat ini, dan menggantinya dengan seorang Khalifah Rasyid yang akan menerapkan Qur’an dan Sunnah dengan benar.

Kalangan berpengaruh dan mereka yang ada dalam Angkatan Bersenjata di Dunia Islam harus memahami bahawa bila mereka memfasilitasi tegaknya kembali pemerintahan Islam melalui penegakan kembali lembaga Khalifah, maka mereka akan segera memperoleh dukungan dari mayoritas umat Islam, yang kemudian akan membantu mereka dengan berbagai cara.

Rasulullah saw bersabda:

“Masa kenabian akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki, kemudian Allah akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian. Kemudian akan ada (masa) Khilafah Rasyid (yang mendapat petunjuk) yang berjalan selaras dengan kenabian. Khilafah itu akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki, kemudian Allah akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian. Setelah itu akan ada (masanya) banyak pemimpin, dan itu akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki, kemudian Allah akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian. Setelah itu akan ada (masa) pemerintahan tirani, dan akan tetap ada di tengah-tengah kalian selama Allah menghendaki, kemudian Allah akan mengambilnya dari tengah-tengah kalian. Kemudian, akan muncullah (masa) Khilafah Rasyid (kembali) yang berjalan selaras dengan kenabian.” Kemudian beliau (Rasulullah) terdiam.” (Musnad Imam Ahmad (v/273)

Read More..

Rabu, 26 November 2008

Isu-isu Melayu Yang ‘Melayukan’



Satu hari ketika hendak memulakan pelajaran, sang guru melakukan hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Kebiasaannya, setelah membaca doa pembukaan belajar, maka para pelajar akan terus membaca al-quran dan menghafalnya. Sang guru mengambil marker pen dan membuat satu titik kecil di papan tulis, lalu bertanya kepada anak muridnya; Apa yang kamu nampak wahid?, “nampak titik ustaz!”. Kamu isnaini?, “titik, mmm... bulat, mmm...” Kamu Salasah? “sama gak, hehe, titik tu ustaz kan? Eh, awak tanya ustaz balik pulak. Ustaz hairan dengan kalian semua, mengapa kalian hanya nampak pada titik yang kecil tersebut, padahal di sini banyak sekali yang kamu boleh nampak dan lihat dengan jelas tanpa kekaburan. Papan tulis, marker, dinding, pintu, meja dan semua yang ada di sini, yang sifat fizikalnya lebih besar dibandingkan dengan titik kecil ini (seraya menunjukkan ke arah titik kecil di papan tulis).

Kelihatannya, anak murid protes dengan mengatakan bahawa; “ustaz tak kata pun apa yg kita nampak di dalam kelas ni, so kita katalah nampak titik tu sebab ustaz buat titik kecil tu”. Ish, awak ni, banyak dalih pulak. Kan ustaz kata, apa yang kamu nampak, bukan apa yang kamu nampak pada apa yang ustaz tulis di papan tulis. So, jangan nak beri alasan ok.


Dialog ringkas di atas saya rilis (adaptasi) dari apa yang saya lakukan kepada anak murid saya di sekolah. Situasi yang berlaku pada anak-anak murid saya tersebut bukanlah suatu yang menghairankan saya, kerana saya sudah menjangkakannya. Tetapi, dalam skop yang lebih besar, pemikiran masyarakat ketika melihat isu-isu di dalam kehidupan hanya tertumpu pada permasalahan kecil yang menimpa di dalam corong-corong kehidupan. Misalnya, ketika ini Malaysia dilanda fatwa-fatwa yang diberikan oleh majlis fatwa berkenaan beberapa isu seperti isu Pengkid dan senaman Yoga, yang agak popular dimainkan oleh massa. Dengan naiknya 2 isu ini, nampaknya masyarakat terikut-ikut dengan perkembangannya, lalu tidak lagi melihat permasalahan terbesar yang menimpa mereka. Saya terfikir, adakah pernah keluar fatwa mengatakan bahawa bagi setiap muslimah itu haram membuka aurat, dan wajib memakai jilbab dan mengenakan khimar pada diri mereka. (rujuk surah An-Nur ayat 31).

Maaf, bukanlah saya berniat untuk mempertikaikan apa yang dilakukan oleh majlis fatwa kebangsaan tersebut. Tetapi, saya secara peribadi ingin mengajak kepad seluruh kaum muslimin di seluruh dunia dan bukan hany di tanah air Malaysia, agar melihat segala permsalahan di hadapan kita dengan kaca mata ideologi islam. Menjadikan islam sebagai satu-satunya penyelesaian kepada permasalahan kehidupan kita telah dituntut setelah meyakini akidah islam itu sendiri. Sangat hairan bukan, ketika kita mengatakan bahawa kita beragama islam, tetapi dalam masa yang sama tidak solat, mengambil riba, mengambil segala hadharah (suatu pandangan dasar tertentu) selain dari islam, dan sebagainya.

Hei guys! Mari, kita bangkit dari melihat isu-isu yang melayukan ini dengan melihat segala isu-isu yang membangkitkan. Isu Palestin yang tidak kunjug sudah, yang hanya dapat dibela oleh kaum muslimin dengan jihad oleh Daulah Islam, dan bukan hanya mengambil solusi (penyelesaian) dari PBB atau mengadakan perbincangan keamanan denga musuh-musuh islam (khususnya Amerika). Common guys! Ketika muncul isu PTPTN, ada yang mengeluh dan ada pula yang menyokong dengan memberi pendapat-pendapat yang aqliyah semata. Mana perginya syariat dan penyelesaian dari islam? Bukankah riba haram bagi penerima dan pemberi, baik ia riba sebnayak 1 persen atau 0.0001 persen. Lebih menggerunkan ketika ini, apabila dulunya perbuatan zina dianggap suatu yang hina, tapi kini sudah sangat berleluasa di kalangan masyarakat. Berdua-duaan muda-mudi lawan jantina yang bukan muhrim sudah menjadi kebiasaan, sekali gus menjadi adat. Semua ini adalah akibat tidak diterapkannya pendidikan serta sistem pergaulan yang diajarkan oleh islam itu sendiri.

Sekuler, sekuler.... dan sekuler itulah kata kuncinya. Ketika islam hanya dijadikan panduan dalam beribadat sahaja, maka tidaklah beza ia dengan orang-orang kristian yang menjadikan kristian sebagai agamanya, lalu mengambil kapitalis sebagai cara hidupnya. Ataupun tidaklah beza ia dengan atheis, ketika tidak mempercayai kewujudan tuhan, padahal dalam waktu yang sama mereka melampiaskan naluri agama (gharizah at-tadaiyun) mereka dengan membuat monumen yang dikultuskan dan diagungkan, lalu di dalam kehidupan mereka, mereka menerapkan perturan sistem sosialisme. Hah! Jangan sampai ia berlaku pada kita semua.

Wallahu’alam...

Read More..

Ahad, 23 November 2008

Kod Etike Bagi Penulis Blog?



KUALA LUMPUR 22 Nov. - Menteri Dalam Negeri, Datuk Seri Syed Hamid Albar mahu satu kod etika diwujudkan sebagai panduan kepada penulis blog dan komuniti Internet (Netizen) ketika menulis pandangan dan membuat laporan melalui ruang siber.

(Utusan Malaysia, 23 November 2008)

Lagi-lagi masalah etika yang dipermasalahkan oleh Pak Menteri kali ini. Jika sebelum ini kod etika bagi para Menteri di Parlimen sedang dalam proses kajian dan pelaksanaan untuk dikuatkuasakan, tapi kali ini lain pula ‘taklifnya’. Jika dilihat sekilas pandang, kita akan melihat bahawa tujuan kod etika adalah baik sekali. Ini kerana, kod ini akan menyeragamkan tatasusila bagi penulis-penulis blog di seluruh Malaysia sekali gus mengelakkan agar penulis blog tidak ‘menyalahgunakan’ informasi yang disampaikan di dalam blog, dakwaan mereka.


Kalaulah kita merenung sejenak dan melihat ke atas sana, di sebalik penciptaan alam, bumi dan langit yg tidak berbumbung, gunung yang tinggi nan indah, bintang dan matahari yg besar di celah-celah cakerawala, akan kita dapati bahawa adanya Dzat Sang Pencipta bagi semuanya itu. Manusia diciptakan di muka bumi sekali gus diciptakan aturan baginya (bagi kita dong). Jadi, jika memahami islam dan menerapkan islam secara hakiki, maka tidak timbul permasalahan etika dan kod, tetapi yang dipermasalahkan adalah keterkaitannya (bagi manusia) hukum syara’. Apabila baik dan buruk (hasan wa qabih) diukur dari akal manusia, akan terjadilah kontradiksi di antara satu dengan yang lainnya. Manakala jika ia diukur pada ketetapan As-Syari’ (Pembuat Syariat). Ia bukan hanya terfokus pada permasalahan yang berkisar bagi penulis blog, tetapi kontradiksi ini akan terjadi pada semua perkara dan aspek. Tidak percaya, silakan lihat sekeliling anda.

Di dalam satu kawasan, ketika si A mengetuai kawasan tersebut, maka akan diterapkannya suatu hukum yang diklaim untuk mensejahterakan orang-orang penduduk setempat di situ. Ketika silih bergantinya kepimpinan tersebut, maka tidak mustahil jika rule (aturan) tersebut akan berganti juga seiring dengan bergantinya kepemimpinan tersebut. Jadi, di dalam kesempatan ini (selagi kita tidak dikongkong dengan etika blog tersebut, hehe), penulis berharap dan menyeru agar kita semua kembali kepada aturan Sang Pencipta. Melihat kembali manusia agung dan mulia iaitu baginda nabi menerapkan syariat di muka bumi secara keseluruhan, dan buka setengah-setengah.

“ Apakah kalian beriman kepada sebahagian al-Kitab dan kufur terhadap
sebahagian yang lain?” (QS Al-Baqoroh[2] : 85]

Wallahu’alam…

Read More..

Jumaat, 21 November 2008

Hari Ini Kita Belajar Membuat Kesimpulan


Pagi itu, Sang guru sudah mempunyai cara bagaimana agar muridnya tidak melakukan hal-hal yang sama pada setiap hari iaitu selalu mengejek dan memandang rendah teman-temannya yang lain. seorang Hafiz (orang yang menghafal al-quran) yang cepat menghafal surah-surah yang diberikan ustaznya, maka dengan sinis mereka berkata; “Tengoklah aku, bukan macam engkau, lambat hafal”. Ah, tentu sakit hati bagi sesiapa yang berada di tempat yang diejek tersebut. Seorang anak kepada bangsa India, sering diejek kerana kulitnya yang gelap. Manakala seorang anak kepada orang yang kaya sering diberi perhatian dan dijaga hati dan perasaannya. Padahal, dia lahir juga bukan kerana kehendaknya, melainkan kehendak dan ketentuan Allah SWT. Mulailah sang guru bertanya kepada murid-muridnya;

“Murid-murid, bayangkan satu ketika kamu berjalan di depan masjid, dan melihat ada seorang pemuda keluar dari masjid tersebut dengan berpakaian yang selayaknya bagi mereka yang hadir ke masjid. Berbaju kemeja lengan panjang, bersongkok, dan berkain pelekat”.


Sang guru menambah lagi,

“Lalu, kamu berjalan lagi di satu kawasan dan kamu melihat seorang lelaki berjalan sendirian di pinggir jalan dengan berpakaian yang selayaknya seorang lelaki berpakaian di siang hari, iaitu berbaju t-shirt, seluar jeans, berkaca mata hitam dan bertopi (cap)”.

Lalu gurunya berkata lagi,

“mmm... kita beri label bagi pemuda yang pertama sebagai pemuda A, dan pemuda yang kedua adalah pemuda B ye. Biar senang kamu semua memahaminya. Agak-agak, apa yang kamu boleh simpulkan pada kedua-dua pemuda itu tadi, dan apakah perbezaan pada mereka?

Lalu, berlumba-lumbalah para pelajar untuk menjawab soalan yang diberikan tersebut kerana merasakan ia adalah soalan yang senang dan mudah dijawab (macam kacang goreng la katakan). Tetapi keseluruhan jawapan adalah berkisar kepada jawapan yang sama. Mereka membuat kesimpulan bahawa pemuda A adalah orang yang baik dan soleh, taat dalam beragama, rajin beribadah dan seumpamanya yang menjurus kepada kesimpulan bahawa pemuda A adalah orang yang baik belaka. Bagaimana dengan pemuda B?

Berbeza dengan pemuda A, mereka mengatakan bahawa pemuda B adalah orang yang tidak baik (tidak soleh), mudah terpengaruh, tidak solat dan semua kesimpulan yang dibuat menjurus kepada keburukan pada pemuda B. Bagaimana kesimpulan anda? Adakah sama dengan para pelajar tadi?

Sang Ustaz berkomentar sekali gus memberi jawapan:

“Murid-murid, mengapa kita mudah membuat kesimpulan, padahal kita belum tentu tahu hakikat sesuatu itu dengan sebetulnya. Wajar kah kita mengatakan kepada pemuda B adalah seorang yang jahat, manakala pemuda A adalah seorang yang baik dengan hanya melihat fiziknya (luarannya), tanpa kita mengenal siapa sebenarnya mereka di sisi Allah SWT. Bukankah baik dan buruk itu hanya berdasarkan ketetapan yang diberikan oleh Al-kholiq (Sang Pencipta) kepada kita, tanpa menambah dan menguranginya? Untuk mengetahui status mereka di sisi Allah, bukanlah melihat penampilannya, ketampanannya atau songkok yang melekat di atas kepala mereka. Ini kerana, penampilan terkadang mampu mengabui pandangan kasar kita. Allah SWT berfirman:

“... sesungguhnya yang dimuliakan di sisi Allah di kalangan kalian adalah orang-orang yang bertakwa”

Sebuah kesimpulan,

Mengapa kita (murid-murid) membuat kesimpulan tentang pemuda B bahawa dia adalah pemuda yang tidak baik dengan hanya melihat baju, seluar, cermin mata dan topinya? Adakah di dalam al-quran dan hadis Rasulullah saw ada termaktub larangan berkenaannya? “Tidak!”, serentak murid-murid menjawab. “Jadi, apakah hak kita untuk menghukum seseorang itu tidak baik padahal Allah SWT tidak mengatakan sedemikian? “Tapi ustaz, pemuda B tak solat!” seorang murid menjawab. Apakah kamu tahu dia tidak solat?, apakah kamu melihatnya setiap waktu dan setiap saat? Mungkin saja dia sudah solat di rumah, ataupun dia seorang musafir yang berniat untuk menjamak solatnya. Apakah kamu lebih tahu berbanding Allah SWT? “Tidak”, sahut murid-murid serentak.

Cerita tadi yang sebenarnya berkisar dialog di antara seorang guru (ustaz) dan murid-muridnya, dan guru tersebut adalah saya. Manakala murid-murid tersebut adalah murid-murid saya sendiri. Saya ingin mengemukakan 2 perkara kepada sang pembaca sekalian dari apa yang saya coretkan di atas iaitu; pertama, cara mendidik kepada anak-anak ataupun murid-murid kita haruslah menggunakan uslub/teknik yang bersifat kreatif dan dinamik, di mana saya lebih cenderung membuat mereka teka-teki persoalan sehingga melatih mereka (murid-murid dan anak buah saya sendiri) untuk berfikir.

Secara peribadi, saya prihatin dengan situasi berlaku kepada muda-mudi kita yang telah diwarnai oleh warna-warna arus globalisasi yang sukar dibendung. Maka dari itu, sejak dari awal ini, kita haruslah cepat-cepat mewarnai (baca : mendidik) mereka dengan pelbagai ilmu yang berguna di samping nasihat-nasihat yang dapat mendidik jiwa dan kerohanian mereka. Semoga anak-anak yang membesar itu nanti dapat mewarnai dan mendominasi arus maksiat yang terlalu sukar untuk dirubah secara total tanpa adanya satu institusi yang sejati iaitu Daulah Islam, yang mana negara itu tadi akan menerapkan sistem pendidikan dari peringkat akar umbinya dengan menanamkan akidah yang mantap, yang dimulai dengan proses berfikir. Ini kerana, “Berfikir Adalah Jalan Keimanan”, hehe.

Wallahu’alam...



Read More..

Takutnya, Cuti Sekolah


Sekarang ini adalah waktu musim cuti sekolah. Sudah dari minggu yang lalu, saya ingin menulis tentang artikel ini. Namun, disebabkan kesibukan dan buku catatan (buku tempat saya mencatat idea dan ilham) saya hilang. Jadi, sifat pelupa dan kelemahan saya sebagai manusia telah menuai kelewatan ini. Tapi tidak masalah, kerana saya telah menuliskannya kali ini, hehe. Apa sih, sebenarnya yang ditakutkan apabila datangnya musim sekolah. Bukankah saat ini, kita lebih senang kerana anak-anak kita telah melalui waktu persekolahan panjang dan kini menikmati cutinya. Sebagai orang tua, kita mungkin lebih gembira kerana dapat meluangkan masa dengan anak-anak di rumah di samping dapat keluar bersiar-siar makan angin bersama mereka dalam rangka acara keluarga.

Para ibu-bapa, tentu kita sebagai orang tua bukan hanya melihat sisi dimensi itu sahaja ketika datangnya cuti sekolah bagi anak-anak kita. Ya benar, setelah hampir setahun anak-anak kita belajar menimba ilmu, dan sekaranglah masanya berehat dan libur. Kita juga sudah tidak perlu pusing tentang permasalahan mereka tentang persekolahan yang telah mereka jalani. Tetapi guys and friends, di sisi lain ada yang perlu kita risau dan takutkan apabila datangnya musim cuti sekolah. Tatkala sekolah-sekolah sunyi sepi daripada gelagat pelajar, shopping complexe dan tempat-tempat hiburan saat ini (dan saat lain) menjadi tempat kunjungan mereka. Di saat statistik jenayah yang meningkat, gejala sosial yang tidak terbendung, kes pelacuran dan penceraian yang melambak, gejala rasuah yang mendarah daging dan segudang permasalahan lainnya, muncul pula fenomena yang kita boleh klasifikasi sebagai “sindrom menuju maksiat”.


Jika pada awal pagi, anak-anak kita sudah berangkat ke sekolah, tetapi ia berubah pada saat ini, kerana pada waktu ini mereka sedang tidur kerana tadi malam tidur lewat (faham-fahamlah kenapa tidur lewat ye). Di saat tengah-hari, mereka sudah habis belajar di sekolah dan bersedia untuk pulang ke rumah, tetapi pada saat ini mereka baru bangun dari tidur dan mimpinya (masyaAllah, subuh pun terlepas). Setelah selesai sekolah, biasanya mereka sudah keletihan dan tidur setelah solat zuhur (prasangka baik saya) sehinggalah ke petang, tetapi pada saat ini mereka bersedia untuk mencari transport (LRT, Bus, teksi) untuk ke ibu kota mencari tempat-tempat hiburan dan seumpamanya. Jika pada waktu petang, mereka akan bangun dari tidurnya lalu solat Asar dan bersedia untuk taman atau padang/lapangan untuk bersukan dan akan pulang sebelum azan maghrib dilaungkan, tetapi pada saat ini mereka masih berada di luar sana, entah untuk apa dan demi apa yang sedang mereka lakukan kini. Wah, tidak sanggup saya hendak menceritakan kisah pada malam harinya. Jika dulu, setelah solat maghrib saya akan mengaji dan akan pulang ke rumah sekitar jam 9, dan setelah itu akan membuat kerja rumah yang disediakan guru atau membaca apa yang sepatutnya sambil ‘dijaga’ oleh mak yang berada di samping saya, tetapi... pada saat ini, kebanyakan pelajar sedang asyik di luar sana melepak sambil berborak kosong (jika tidak percaya silakan ke ibu kota khususnya KLCC dan Times Square), dan melayan cintan kerana sedang dilamun kasmaran, muda-mudi yang sudah tidak segan silu berjalan bergandengan. Adegan berpeluk, bercium, berasamara, ops... maaf saya tidak sanggup meneruskannya lagi.

Saudaraku yang dimuliakan oleh Allah SWT, baru-baru ini surat khabar tempatan kita telah menggemparkan tanah air kita -rujuk berita kosmo- (bukan semuanya gempar pun, kecuali bagi mereka yang peka dengan masalah umat islam), apabila sebanyak 57,411 sijil kelahiran yang didaftarkan rupa-rupanya tanpa dicatatkan nama bapa dari tahun 2000 hingga Julai lalu. Dengan jumlah dan statistik yang diberikan tersebut, sudah jelas menggambarkan keburukan dan kebejatan sosio masyarakat kita. Ya, mungkin tidak tepat untuk menilai semuanya begitu, kerana banyak lagi orang-orang yang baik di luar sana (insyaAllah termasuklah yang sedang membaca tulisan ini), tetapi haruslah kita sedar bahawasanya umat islam kini bukan setakat mengalami kemunduran dari di peringkat nasional, tetapi sudah tidak dapat dinafikan bahawa kemundurannya telah melangkaui ruang lingkup global. Semua ini jelas, tatkala umat islam sudah tidak lagi menjadikan islam sebagai panduan dan sistem bagi kehidupan (way of life).

Maka dari itu, dengan tulisan yang serba ringkas dan sederhana ini diharapkan semua orang dimulai dari ibu-bapa, masyarakat dan negara agar bekerjasama untuk menjadikan islam sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang melanda kita. Cukup sudah kita merana akibat tidak diterapkannya sistem islam (Daulah Khilafah) dalam kehidupan selama 84 tahun. Mulai dari saat ini, ayuhlah kita semua belajar dan memahami islam, lalu mengamalkannya serta mengajarkannya kepada orang lain. insyaAllah, islam akan segera kembali menjadi agama yang akan menjadi rahmat kepada sekalian alam.

Wallahu’alam...

Read More..

Rabu, 19 November 2008

Hizbut Tahrir Amerika, Bersedia Tampil Di Negara Uncle Sam



Baru-baru ini, Hizbut Tahrir Amerika (HTA) telah mengeluarkan selebaran rasmi di beberapa laman web rasmi gerakan ini. Seruan yang berjudul, "Bersama dalam Pilihan raya Amerika: Kerjasama dalam Kebaikan atau Kemaksiatan" itu dikeluarkan pada tanggal 29 Syawal 1429 H bersamaan dengan 28 Oktober 2008. Namun, pada pertengahan bulan ini mereka telah mengeluarkan artikel secara terbuka dalam beberapa laman web mereka. Mereka menyeru kepada umat islam di Amerika untuk berdakwah hanya dengan mengikuti metode Rasulullah saw, iaitu dengan cara intelektual dan perjuangan politik, bukan dengan cara demokrasi.

Setelah bertahun-tahun, Hizbut Tahrir Amerika tidak terdengar, bahkan beberapa kalangan Barat pun tertanya-tanya. Kemunculannya hari ini mendapat reaksi dari beberapa kalangan. Madeleine Gruen, salah seorang yang senantiasa mengikuti perkembangan gerakan ini. Di dalam sebuah laman web, beliau menulis tanggapannya dengan judul, "Hizbut Tahrir Amerika, Mungkin Siap untuk Tampil Dimuka Publik". (Judul asal bertajuk : Hizb ut-Tahrir America May Be Ready for Its Public Debut)




Di dalam tulisannya, beliau mengatakan bahawa Hizbut Tahrir Amerika (HTA) mungkin sudah bersedia untuk keluar dari cengkaman. Beliau menambah, sebuah artikel yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir Amerika telah dikeluarkan di dalam laman web mereka. Ini adalah merupakan pertama kalinya organisasi global tersebut, telah menyatakan secara rasmi kewujudan Hizbut Tahrir Amerika.

Risalah, bertarikh 28 Oktober 2008 ini berjudul "Bersama dalam Pilihan raya Amerika: Kerjasama dalam Kebaikan atau Kemaksiatan". Menurut Madeline Gruen, tulisan tersebut menyeru umat islam Amerika untuk tidak ikut serta dalam pemilihan Presiden AS.

Menurutnya lagi, di beberapa negeri di mana HT telah beralih dari fasa pembinaan secara senyap kepada terang terangan. Ini kerana, keanggotaan cabangnya telah cukup setia untuk mempertahankan kewujudan HTA dari agen-agen pemerintah tempatan. Keanggotaannya telah cukup besar untuk memberi impak yang berpengaruh, di samping memiliki para anggota berpengaruh yang dapat meyakinkan orang lain akan tujuan dan metode untuk mendirikan negara Islam.

Walau demikian, menurut Gruen, dirinya mengetahui tentang kewujudan HTA selama bertahun-tahun, dan telah melihat tanda-tanda tidak rasmi dari keberadaan para anggota mereka sendiri, sekalipun belum melihat demonstrasi terbuka secara besar-besaran anjuran HTA atau laman web rasmi mereka.

Gluen berkata, “kami tidak memiliki cara yang spesifik untuk menentukan anggaran jumlah anggota dan sejauh mana pengaruh mereka lagi. Namun, sambutan rasmi keberadaan HTA, seperti yang digambarkan oleh publikasi leaflet di dalam laman web khilafah.com, mungkin menunjukkan bahawa kepimpinan HT melihat HTA sudah cukup kuat untuk menyampaikan informasi secara terbuka atas keberadaannya dan menambah potensi keterbukaan yang datang dengan pengetahuan tersebut.

Madeleine Gruen menyebutkan dalam tulisan sebelumnya yang dikeluarkan pada bulan Ogos 2007 (rujuk : http://www.jamestown.org) lalu, menyatakan bahawa gerakan ini mengajak (baca : berdakwah) umat islam untuk berjuang bersama-sama di Amerika Syarikat. Banyak golongan profesional, termasuk doktor, peguam, para pengusaha, ilmuwan, jurutera dan profesor universiti terpengaruh oleh gerakan ini. Menurutnya, keanggotaan HT telah berjaya merangkumi New York, Orange County, Chicago dan Milwaukee.

Sementara itu, Hizbut Tahrir Amerika telah menyatakan dengan tegas dalam risalahnya yang berbunyi, "Kami akan terus terlibat dalam usaha dakwah ini untuk mengembalikan kehidupan Islam ini di dalam "perut binatang" demokrasi barat ini. Kami mengundang anda semua (umat islam) untuk bergabung dalam usaha ini sehingga kami mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan dan juga setelah kehidupan."

Hizbut Tahrir merupakan gerakan parti politik global yang jaringannya tersebar luas lebih dari 40 negara, baik di negeri umat islam seperti Pakistan, Malaysia, Bangladesh, Indonesia ataupun negeri Timur Tengah seperti di Palestin, Lebanon, Kuwait, Yaman dan bahkan sangat aktif di negara-negara Eropah seperti di British dan Denmark, dan sehinggalah di negara Australia. Hizbut Tahrir juga telah menjangkau ke negara bekas Uni Soviet (Rusia), sehingga mampu berpengaruh kuat di Ukrain.


Read More..

Selasa, 18 November 2008

Hati-Hati, Takut Kapal Tenggelam


Satu hari, seorang pemuda dari suatu negeri pergi ke suatu pulau untuk menziarahi orang tuanya yang berada di sana. Orang tuanya berasal dari pulau tersebut. Oleh sebab sudah hampir 8 tahun gak pulang, maka pemuda tadi berasa prihatin dan perlu untuk berjumpa mereka. Semasa berada di dalam kapal, pemuda tadi berdiri di tepi kapal sambil berimaginasi dan bernostalgia tentang kenangan silamnya iaitu tepatnya ketika pemuda tadi bahagia bersama-sama keluarganya, dan kini ia sedang menuju kebahagiaan tersebut.

Ketika sedang dilamun nostalgia tersebut, pemuda tadi terkejut kerana melihat beberapa aksi yang dilakukan oleh penumpang di dalam kapal itu. Pemuda tadi melihat penumpang-penumpang lain sedang membuang sampah makanan ke laut dan bukan di dalam tong sampah. Pemuda tadi juga melihat orang sedang berebut tempat tidur, kerana ada olah penumpang yang menipu. Ada penumpang yang membeli tiket kelas biasa tapi tidur di tempat tidur VIP. Hasilnya keadaan sangat tidak teratur. Ada yang lebih memeranjatkan, ada penumpang yang bermain di kawasan enjin/mesin kapal dan tidak ada yang menegurnya. Anak kapal hanya melihat, dan penumpang lain hanya bersifat individual saja. Mikirnya hanya badan sendiri, survical sendiri. Sudah gak pusing permasalahan orang lain. Apakah sampah dibuang di laut, penumpang yang sedang bergadunh kerana tempat tidur dan orang yang bermain di tempat mesin kapal... semuanya mereka tidak merasa perlu untuk diambil pusing. Lalu apa konsekuensi dan akibatnya?

Pertama, laut yang menjadi tempat para nelayan mencari rezki sudah menjadi lahan pembuangan sampah. Hasilnya, para nelayan kehilangan pekerjaan (sebagai nelayan), dan di sisi lain penduduk setempat sudah tidak boleh merasakan nikmatnya makanan ikan kerana akibat dan olah para penumpang kapal.

Kedua, keharmonian dan kesejahteraan kapal itu sudah tidak lagi terjaga. Para penumpang sudah tidak berfikir secara rasional dan pentingkan diri sendiri. Menipu sudah menjadi tabiat, dan melihat kemungkaran yang nyata bagi penumpang lain sudah kebiasaan tanpa adanya teguran dan aturan yang bisa membetulkan keadaan tadi. Hasilnya, akan terjadilah keributan dan pergaduhan di antara penumpang. Walaupun penumpang lain tidak rugi, tapi mereka tetap mendapat serpihan bisingnya.

Ketiga, kapal yang dipandu dan digerakkan oleh sebuah mesin yang hebat tadi bakal rosak kerana olah dari para penumpang yang bermain di kawasan mesin kapal. Para penumpang tidak ada yang menegur, dan anak kapal serta pegawai kapa tidak ada yang mengambil tindakan di atas perbuatan penumpang itu tadi. Hasilnya, kapal yang tadinya bergerak dengan baik lalu berhenti dan rosak di pertengahan jalan. Akhirnya, semua penumpang termasuk pemandu kapal tidak dapat meneruskan perjalanan dan terlantar di tengah lautan, sambil menunggu 2 kemungkinan. Apakah mereka sempat diberi bantuan, ataukah badai dan ombak bakal menenggelamkan mereka karena kebetulan ketika adalah musim hujan dan ombak yang besar. Hah! Gimana guys? Bisa berimaginasi?

Tulisan di atas, sengaja saya putar belit berdasarkan khabar dari Nabi berkenaan keadaan suatu masyarakat yang berada di dalam satu kapal dan meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar kerana olah dari seorang yang membuat lubang dan penumpang lain membiarkannya. Lalu, tenggelamlah kapal tersebut berserta seluruh isinya. Dari sini, dapat kita simpulkan bahawa, tanggungjawab menegur, memberi pendapat dan komentar, serta berdakwah bukanlah diletakkan pada individu yang bergelar pak kiayi atau ustaz sahaja. Ataupun ia hanya hanya diletakkan pada suatu organisasi dan jemaah sahaja. Tetapi ia haruslah dilakukan oleh segenap lapisan iaitu individu, masyarakat dan negara itu sendiri. insyaAllah, suatu masyarakat dan negara akan terlepas dari bencana yang tidak diingini.

Wallahu’alam...

Read More..

Pentingnya 'Amar Ma'ruf Nahi Munkar' di kalangan Umat Islam

Merujuk pada tajuk di atas, saya ingin menceritakan realiti umat islam yg berlaku di seluruh dunia khususnya di Malaysia. Dewasa kini, kita sering mendengar tentang permasalahan yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam di seluruh dunia sedang menghadapi krisis rohani yang mencampakkan diri mereka ke lembah kehinaan di sisi Allah SWT khususnya, dan di kaca mata masyarakat dunia amnya.

Lihatlah bagaimana nasib yang telah menimpa saudara seislam kita di seluruh dunia. Mereka hidup dalam keadaan kesengsaraan yang mana mereka telah menerima penindasan yang cukup hebat dari golongan-golongan yang sememangnya benci dan tidak mahu melihat Islam gah di muka bumi ini. Walaupun menerima nasib yang sedemikian, namun rintihan-rintihan suara mereka yang sayu, langsung tidak pernah dihiraukan oleh umat Islam yang lain supaya mereka dapat dibantu untuk menghapuskan kekejaman musuh-musuh Islam ke atas mereka.


Malah terdapat juga orang-orang Islam yang telah diperkotak-katikkan oleh musuh-musuh Islam supaya menjatuhkan serta menindas umat Islam yang lain. Pemimpin-pemimpin Islam yang zalim telah dijadikan sebagai boneka mereka untuk melaksana dan meneruskan cita-cita serta impian keemasan mereka selama ini. Ini terjadi akibat tiada lagi kekuatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta sensitiviti terhadap Islam itu sendiri sehingga sanggup mengabaikan kepentingan Islam semata-mata untuk mencapai dan memenuhi kepentingan diri sendiri.


Pihak-pihak yang mencegah maksiat hanyalah badan-badan yang diiktiraf oleh kerajaan dan bukanlah keseluruhan umat islam itu sendiri. adakah peranan seorang muslim hanya terbatas pada dirinya sendiri tanpa mengambil tahu hal saudara seislam mereka yang lain? jawapannya jelas sekali tidak. in kerana Nabi pernah bersabda yang bermaksud:


"Terdapat segolongan manusia yang mentaati perintah-perintah Allah dan segolongan manusia yang lain melanggar batas-batas Allah. Perumpamaan mereka adalah seperti dua golongan yang menaiki sebuah kapal di mana satu golongan berada di atas dan satu golongan lagi berada dalam perut kapal. Apabila golongan yang berada dalam perut kapal inginkan air mereka menyuruh golongan yang di atas supaya mengambilkan air untuknya sehinggalah mereka berkata : “Adakah patut kita menyusahkan golongan di atas apabila kita memerlukan air sedangkan kita boleh mendapat air yang banyak dengan melubangi bahagian bawah kapal ini”. Maka sekiranya golongan di atas tidak mencegah mereka dari kebodohan ini, nescaya mereka akan karam kesemuanya”. ( Riwayat Bukhari dan At-Tirmidzi ).
Di dalam hadis di atas jelas menunjukkan bahawa perlu ada suatu golongan yang menyeru ke arah ma’ruf dan mencegah dari sebarang unsur kemungkaran. Kewajipan untuk melaksanakannya di kuat lagi dengan firman Allah SWT yang bermaksud :
“Hendaklah ada di kalangan kamu satu umat yang menyeru ke arah makruf dan mencegah dari sebarang kemungkaran, sesungguhnya mereka itulah golongan yang berjaya”. ( QS Al-Imran[3] : 104)

Terdapat banyak hadis lain yang menyatakan bahawa apabila sesuatu maksiat dilakukan secara rahsia, maka kesan buruknya secara amnya terbatas kepada orang yang melakukannya. Walau bagaimanapun apabila sesuatu maksiat dilakukan secara terang-terangan dan tidak dicegah oleh masyarakat sekitarnya maka kesannya akan menimpai semua orang tidak kira yang melakukan maksiat atau tidak.

Perkara ini adalah disebabkan fikiran orang-orang yang tidak melakukan maksiat mungkin akan terpengaruh kepada maksiat yang dilakukan oleh orang lain akibat suasana maksiat yang terserlah. Mereka yang tidak benci kepada maksiat pasti tidak akan mencegah maksiat oleh pelaku maksiat. Lantaran itu Rasulullah SAW telah bersabda di dalam hadisnya yang bermaksud :
“Apabila umatku telah membuat lima belas perkara maka bala’ pasti akan turun ke atas mereka iaitu :
.
1. Apabila kekayaan negara hanya dimiliki oleh orang-orang yang tertentu sahaja.
2. Apabila amanah dijadikan sumber memperoleh keuntungan ( khianat terhadap amanah)
3. Zakat dijadikan hutang ( tidak mengeluarkan zakat ).
4. Suami taat pada isteri ( dayus ).
5. Anak menderhakai ibu bapa.
6. ( Sedangkan ia ) berbaik-baik dengan temannya ).
7. ( Dan ) menjauhkan diri dari ibu bapanya.
8. Suara-suara ditinggikan di dalam masjid.
9. Seseorang dimuliakan kerana kejahatannya.
10. Arak diminum di mana-mana sahaja tanpa kawalan.
11. Ramai kaum lelaki memakai sutera.
12. Artis-artis disanjung tinggi dan dipuja.
13. Orang y ang paling hina di kalangan sesuatu kaum diangkat sebagai pemimpin.
14. Banyak jenis muzik dimainkan.
15. Generasi umat Islam kini menyalahkan umat Islam terdahulu ( Para sahabat : sebagaimana yang dilakukan oleh puak syiah yang telah terkeluar dari landasan Islam yang sebenar )”.

( Riwayat At-Tirmidzi )


Wallahu'alam...


Read More..

Sabtu, 15 November 2008

Ada Apa Dengan Bangsa?

Minggu yang lalu, saya ‘tertonton’ satu rancangan televisyen yang membincangkan mengenai bangsa. Rancangan tersebut yang dibidas oleh seorang pensyarah tempatan dan seorang mahasiswa, telah menyentuh beberapa perkara yang (bagi saya) tidak sepatutnya mereka berpendapat sedemikian. Bukan hanya itu, perbincangan tentang seputar permasalahan bangsa ini memang telah lama diperbincangkan sejak saya berusia dini sehinggalah saat ini. Ada yang bangga dengan bangsanya sendiri, lalu merendahkan bangsa orang lain. ada pula yang lebih bangga dengan bangsa orang lain (kerana kemajuannya) berbanding bangsanya sendiri. Aneh Kan? Bagaimana pula dengan anda?

Perbincangan, diskusi, debat dan perselisihan mengenai seputar bangsa tidak kunjung sudah. Ia telah memakan waktu dan keringat yang lama. Padahal, ketika Agama Islam ini diturunkan pada 1400 tahun dahulu ia telah dituntaskan dengan jawapan yang sangat memuaskan. Saya sendiri, sering ‘berdebat’ permasalahan bangsa ini dengan teman-teman dan beberapa kelompok kecil satu ketika dulu. Sebenarnya, ada apa sih dengan bangsa, ras dan suku suatu kelompok manusia ini, sehingga ia perlu ditinggi-rendahkan. Norma apakah yang mereka gunakan, sehingga begitu yakin mereka perlu untuk berjuang bagi bangsa-bangsa tersebut.


Mereka Seperti Haiwan, Bahkan...

Bercakap mengenai sikap dan sifat individu, kelompok dan negara itu sendiri yang mengagung-agungkan bangsanya sendiri (khususnya), lalu menganggap bangsa yang lain tidak seagung mereka sekali gus menganggap bangsa lain lemah dan hina, saya teringat subjek pelajaran Sains ketika saya sekolah darjah dahulu. Bayangkan satu kawasan singa atau harimau belang yang telah diberi tanda dengan bau atau tahinya, lalu dilintasi oleh haiwan buas lain. Maka, harimau yang telah menguasai kawasan itu tadi akan merasa dikacau dan perlu mempertahankan habitatnya daripada diganggu oleh binatang lain. mereka adalah haiwan! Sifat dan perilaku mereka memang fitrah dan lazim yang telah ditanamkan oleh Allah SWT dengan sedemikian rumah.


Si Lembu tidak pernah merungut pada tuannya berkenaan makanan rutinnya (rumput). Ia juga tidak turun selera kerana makanan yang sama pada setiap hari. Inilah sifat lazim yang ada pada haiwan secara fitrahnya. Jika manusia, tentu akan merasakan hal yang berbeza (jangan tipu lerr). Begitu juga dengan haiwan yang lain, hal yang sama terjadi. Ini kerana mereka adalah haiwan dan bukan manusia. Sifat mempertahankan suatu kawasan dan merasa diganggu apabila kawasan kita ‘dicerobohi’ oleh haiwan lain adalah suatu perkara yang perlu diambil kira. Bagaimana dengan kita sebagai seorang manusia? Sebagai kelompok yang beridentitikan suatu bangsa? Melayu, Cina, India, Jawa, Bugis, Boyan, Bajau dan lain sebagainya? Perlukah anda bertindak dan merasakan hal yang sama seperti mana haiwan tadi?


Bagaimana Islam Memandang Perbezaan Bangsa?

Allah SWT berfirman:

“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu Dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu). (QS Al-Hujurat[49]: 13)

Pada zaman jahiliyah dahulu, mereka hidup dengan berpuak-puak dan berkabilah-kabilah. Sifat ashobiyah mereka sangat tinggi, sehingga di dalam puak dan kabilah suatu bangsa tersebut ada pecahan-pecahan kasta derajat lagi. Ada bani-bani yang dikenal dan disanjung tinggi oleh suatu bangsa kerana jasa nenek moyang mereka terdahulu seperti Bani Hasyim. Keseluruhan mereka sangat menjaga etika kebangsaan, kesukuan, ras-ras dan kabilah-kabilah mereka sehingga telah mendarah daging.

Lalu, diutuslah Nabi yang mulia untuk mengubah pola sikap dan pola fikir mereka dengan cara yang betul. Bangsa, suku, ras dan kabilah mereka itu tidaklah bererti di sisi Allah SWT, melainkan orang-orang yang bertaqwa sahajalah yang berhak mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT. Bilal Bin Rabah seperti yang dituturkan oleh baginda Rasul saw bahawa iman beliau tidak dapat diukur oleh Gunung Uhud walau dia adalah dari golongan orang kulit hitam. Maka dari itu, ketaqwaan seseorang bukanlah diukur oleh warna kulit, usia, kacak dan cantiknya paras rupa, melainkan hanyalah iman dan taqwa semata.

Barangkali seorang anak yang menjual pisang goreng di tepi jalan lebih bertaqwa berbanding seorang yang sering solat ke masjid tetapi suka mengumpat mukmin lainnya. Atau barangkali seorang pekerja despatch adalah lebih mulia di sisi Allah SWT berbanding orang yang bekerja sebagai pegawai tinggi yang sering lalai dalam melaksanakan solat, dan begitulah seterusnya. Islam datang, bukanlah menafikan status bangsa itu sendiri, kerana suatu bangsa itu memang telah lumrah dalam setiap kejadian. Sikap untuk cinta bangsa sendiri bukanlah salah, kerana ia juga adalah lumrah yang ada dalam diri setiap manusia. Tetapi, sifat cinta, sayang dan kasih kepada bangsa itu haruslah bersandarkan pada dasar yang betul, iaitu kerana islam semata.

Allah SWT berfirman:

“Katakanlah (Wahai Muhammad): "Jika bapa-bapa kamu, dan anak-anak kamu, dan saudara-saudara kamu, dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu, dan kaum keluarga kamu, dan harta benda Yang kamu usahakan, dan perniagaan Yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal Yang kamu sukai, - (jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara Yang kamu cintai lebih daripada Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk agamaNya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang Yang fasik (derhaka). (QS At-Taubah[9]: 24)

Begitulah penuturan Al-Khaliq kepada hamba-hambanya, iaitu kita haruslah meletakkan kecintaan kita kepada Al-Khaliq dan Rasulnya serta berjihad di jalan Allah adalah keutamaan di atas keutamaan yang ada berbanding yang lainnya. Bukanlah Islam menafikan semua itu tadi (kecintaan kepada selian Allah dan Rasulnya), tetapi haruslah melaksanakan kecintaan itu atas dasar kerana cinta kepada Al-Khaliq semata. Jadi, adakah perlu mengagungkan bangsa dan mengabaikan agama?

Wallahu’alam

Read More..

Jumaat, 14 November 2008

Pasca Kemenangan Obama, Tentera AS Mengganas Di Afghanistan Dan Pakistan – Puluhan Rakyat Terkorban

Di tengah-tengah pandangan masyarakat dunia yang tertuju terhadap terpilihnya Obama sebagai Presiden AS, tentera AS telah menyerang dengan ganasnya di Afghanistan dan Iraq. Serangan udara tersebut telah mengorbankan sebanyak 37 orang awam.

Presiden Hamid Karzai mengatakan, "sekitar 40" orang awam mati dalam serangan tersebut di distrik Shah Wali Kot di Provinsi pada hari Senin. Pemerintah Kandahar mengirim satu pasukan penyiasat dan polis ke desa Wacha Bakhta untuk menyiasat insiden itu. Peristiwa tersebut menimbulkan perselisihan baru di antara pemerintah Kabul dan pasukan sekutunya di peringkat antarabangsa.

"Siasatan kami menunjukkan bahawa 37 orang awam dan 26 askar Taliban mati dalam serangan udara itu dan 31 orang awam dan tujuh askar yang lain cedera," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Pasukan tentera AS sedang menyiasat tenteng kejadian tersebut dan belum mengesahkan bahawa adanya korban dari orang awam dalam serangan tersebut.

Sementara itu di Pakistan, sebuah pesawat yang diduga milik AS telah melancarkan serangan rawak ke Waziristan Utara, wilayah suku Pakistan yang bersempadan dengan Afghanistan. Sepuluh orang awam dianggarkan telah terkorban.

"Serangan terjadi di kawasan perbatasan. Kami menerima laporan 10 orang terkorban, dan memerlukan sedikit waktu untuk mendapatkan laporan yang lebih lengkap.," kata pegawai tentera.

Pasukan AS di Afghanistan, yang tertekan akibat meningkatnya serangan yang melintasi perbatasan dari wilayah Pakistan, telah melakukan berbagai serangan ke Pakistan dengan serangan rawak sejak awal September.

Atas nama "war on terrorism" yang sebenarnya adalah "war on Islam", pasukan AS melakukan serangan ganasnya ke Afghanistan dan kawasan Pakistan yang bersempadan dengan Afghanistan. Pakistan termasuk salah satu sasaran berikutnya bagi Amerika setelah melakukan kebiadabannya di Irak dan Afghanistan.

Menurut Taji Mustafa, tak ada perubahan yang nyata pada pasca terpilihnya Obama sebagai Presiden AS,. Bahkan menurut perwakilan media Hizbut Tahrir Inggeris ini, Obama telah menyatakan keinginannya untuk menyerang Pakistan serta mengintensifkan peperangan di Afghanistan. Obama juga terus mempromosikan kapitalisme yang telah membawa malapetaka. Selain itu, Obama telah berikrar untuk senantiasa menyokong pendudukan brutal Israel di Palestin.

"Di manakah letaknya perubahan ‘yang sesungguhnya’ dari kebijakan-kebijakan George W. Bush?” tanya Taji.

Jika korban umat islam yang begitu banyak kerana ancaman Amerika ini terus terjadi sehingga hari ini, lalu apa yang diharapkan dari Obama? Benar apa yang dikatakan Taji Mustafa bahawa perubahan yang nyata itu bagi dunia Muslim hanya dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah, sebuah institusi yang bakal menyatukan umat Islam di seluruh dunia.

Read More..

Selasa, 11 November 2008

Inilah Universitiku

Institusi pelajaran yang amat dipuja oleh sebilangan pelajar adalah sewaktu mereka dapat menginjakkan kaki di universiti. Di kebanyakan negara di seluruh dunia, kebiasaannya akan terdapat universiti sebagai tempat pembelajaran kepada mahasiswa yang ingin melanjutkan pelajarannya ke peringkat yang lebih tinggi. Dengan kata lain, universiti adalah tempat agung bagi kalangan pemikir dan ilmuwan di seluruh dunia. Apabila kita menyebut universiti, akan terbayang di benak kita tempat yang besar dan terdiri dari beberapa bangunan fakulti sekali gus tempat belajar bagi mahasiswa. Kemudahan prasarana yang serba lengkap untuk kegunaan mahasiswa seperti perpustakaan, kantin, asrama, bengkel, makmal dan lain sebagainya adalah kunci kepada status universiti itu sendiri. Semakin lengkap prasarana yang ada, maka semakin ramailah pelajar dan berkembang pesatlah ilmu yang ada. Ini lumrah dan asas kepada berdirinya universiti itu sendiri.


Namun, bagi sebuah negara yang mengamalkan sistem kapitalis, belajar bukanlah satu amalan yang gratis alias percuma! Harus bayar, bayar dan bayar. Wang menjadi sandaran kepada eksistensinya seseorang pelajar di sebuah institusi di mana pun. Ada yang dibiayai oleh orang tua, kerabat dan teman-teman. Jika tidak mampu, ada pula yang sanggup meminjam kepada sanak saudara atau tempat pinjaman seperti bank (yang berdaftar) atau along (yang tidak berdaftar). Memang susah dan rumit untuk belajar di mana pun kecuali bagi mereka yang keluarganya kaya raya dan cukup semuanya. Bagaimana dengan saya? Kalian? Dan teman-teman di luar sana? Mampu untuk belajar? Ya... mungkin saja mampu, tapi tetap saja berat memikulnya. Seperti saya, terpaksa belajar dan bekerja. Walau dalam dimensi dan waktu yang berbeda, namun ia terasa berat menjalaninya. Fokus pula perlu tinggi, dan konsentrasi harus senantiasa ada. Jangan sampai kita melebihkan bekerja, lalu belajar terabai. Ataupun, kita terlalu kuat belajar sehingga tidur lewat dan keesokan harinya lewat untuk ke tempat kerja. Mmm... anda mampu?


Belajar & Bekerja Di Universiti?


Jangan keliru dulu dengan kenyataan di atas. Harap antum baca dulu, apa yang saya ingin kongsikan. Sebenarnya, saya ingin berkongsi kepada para pembaca tempat saya belajar sekali gus ‘universiti’ tempat saya belajar. Ia unik dan saya yakin bahawa para pembaca pernah belajar di tempat ini. Belajar di sini tidak memerlukan modal untuk membiayainya. Malah, kita akan dibayar kerana status kita sebagai pelajar. Eh, aneh kan? Belajar kok dapat wang alias upah. Jangan kaget dong, ini kerana ‘universiti’ yang saya ingin perkenalkan adalah tempat di mana seseorang itu bekerja. Yaa... namanya kan bekerja, tentu saja dapat gaji dan upah.

Kenapa saya katakan bahawa tempat bekerja itu adalah sebuah tempat belajar sebanding universiti? Bahkan boleh melebihi kriteria sebuah universiti. Guys, saya pernah bekerja dalam banyak bidang. Walau ia pekerjaan yang tidaklah dikategorikan sebagai proffesional seperti kerja di hotel sebagai banquet service, tukang masak di Burger King, pelayan KFC, kerani, teknikal komputer di Cyber Cafe dan yang terakhir dan paling lama (3 tahun) adalah sebagai sales executive di pusat komputer di Kuala Lumpur (kamu mungkin bisa menerkanya). Jujur saja, ketika saya mula bekerja dulu, saya tidak tahu banyak perkara mengenai komputer. Walau saya minat dan cenderung di dalam bidang komputer, tetapi saya tidak mendapat latihan dan kemahiran secara formal di institusi-institusi pengajian tinggi. Jadi, pada peringkat awal memang agak sukar bagi saya bekerja di dalam bidang yang sememangnya di luar kemampuan saya. Menghafal aksesoris dan harga, mengenal pasti fungsi dan kemampuan bagi sesebuah perkakasan (hardware) dan perisisan (software), mengetahui nilai pasaran (market value) dan pro-kontra sesuatu barangan dan banyak lagi. Terlalu banyak sehingga mampu membuat saya berfikir beberapa kali untuk meneruskan niat untuk bekerja di dalam bidang ini. Akhirnya saya tetap teguh untuk terus bekerja di situ dan cuba belajar apa yang saya tidak kuasai.

Teman, cuba perhatikan! Jika kita belajar di IPT dalam bidang IT (information technology) pada semester awal, kita akan mengambil beberapa subjek penting seperti Aplikasi komputer, Bahasa Inggeris, Matematik Tambahan dan Sejarah. Ketika saya bekerja di situ, saya juga belajar hal yang sama secara praktikal berkenaan aplikasi komputer berserta peralatan-peralatan yang terkini. Ketika saya hendak menjualnya, maka sudah barang tentu ada pelanggan (customer) tempatan atau luar negara yang berkomunikasi dengan bahasa ketiga iaitu bahasa inggeris. Pada mulanya, memang saya agak mengelak dan gementar untuk melayan pelanggan yang sebegini, namun lama-kelamaan sifat itu telah terkikis dengan tidak sengaja. Lalu, berhasillah saya menguasai bahasa inggeris (walau tidak sempurna) yang lazim dan biasa digunakan dalam komunikasi harian. Semakin hari, saya semakin pede (yakin) terhadap diri sendiri. Bagaimana dengan subjek matematik? Tentu kalian bisa menebaknya kan. Dalam transaksi jual-beli, tentu akan ada nilai (harga) dan tawar menawar dari peniaga dan pembeli. Secara tidak langsung, seorang penjual (kebiasaannya) akan cekap dalam pengiraan walau ia adalah angka-angka yang lazim. Tapi, kadang-kadang ia agak rumit juga apabila melibatkan kad kredit atau bayaran cek pada kuantiti yang banyak dan perkakasan yang berbeza-beza. Tapi, kerumitan tersebut akan bisa diatasi dengan menjalani hari-hari mendatang dengan penuh motivasi dan semangat ingin tahu.


Jadi, Belajarlah Di mana-mana


Sebenarnya apa sih yang dinamakan belajar? Kamus Dewan Eja Pro di dalam laptop saya mendefinisikannya begini; berusaha utk memperoleh ilmu pengetahuan (sesuatu kepandaian), menuntut ilmu pengetahuan, menjalani latihan, dan lain sebagainya. Walau apa definisi yang kita gunakan, saya yakin semua menjurus kepada mafhum yang sama iaitu proses manusia menimba ilmu. Jadi, tidak semestinya sesuatu ilmu itu kita dapatkan secara formal di kelas-kelas atau di kuliyah-kuliyah. Bahkan, jika seseorang itu hanya duduk dan berbekalkan otak dan akalnya, lalu berfikir dengan melihat alam persekitarannya, lalu mendapatkan sesuatu ilham, maka di situlah proses menimba ilmu baginya. Simple bukan? Ya simple bagi mereka yang mahu berfikir dan mengerahkan akal fikirannya di dalam hal-hal yang menjurus ke arah peningkatan taraf pengetahuannya. Akhir sekali, penulis berharap agar semua yang membaca tulisan ini bisa berfikir dan belajar di mana saja anda berada. Semua dengan harapan, kita semua ‘mengutip’ ilmu yang telah Allah SWT tebarkan di muka bumi ini.

Wallahu’alam

Read More..

Isnin, 10 November 2008

Barack Obama Menang, So What?

Seperti yang kita ketahui, pada beberapa hari yang lalu telah tercatat satu sejarah pertama bagi negara polis dunia yang mana Presiden yang dilantik hasil dari kemenangan pilihan raya adalah dari golongan kulit hitam. Seluruh dunia ‘meraikan’ kemenangan Presiden baru bagi Amerika Syarikat ini. Di Malaysia sendiri, warganegara Amerika yang ada di sini berkumpul di satu tempat dan meraikan kejayaan Sang Dewa yang dinanti-nantikan kemenangannya ini. Bahkan, baru-baru ini ketika ditanya tentang reaksi tokoh-tokoh politik tempatan berkenaan kemenangan BO ini, rata-rata para politikus ini menunjukkan reaksi yang positif dan memandang ia adalah satu fenomena demokrasi yang semakin subur dalam kancah politik dunia. Dengan kata lain, zaman dah berubah, dunia dah maju. Begitulah ungkapan di iklan televisyen. Semua berharap, dengan dipimpinnya Negara Amerika Syarikat oleh seorang yang berstatus kulit hitam ini, akan berubah wajah dunia masa kini.


Sekilas Tentang Barack Obama

Jabatan: Junior Senator, Illinois
Partai politik: Demokrat
Masa jabatan: Januari 2005 – Sekarang
Lahir: 4 Ogos 1961 Honolulu, Hawaii
Istri: Michelle Obama

Barack Hussein Obama, Jr. (lahir 4 Agustus 1961) adalah seorang Senator dari Illinois. Ia menjadi perhatian dunia kerana pidato utamanya pada Konvensi Nasional Partai Demokrat 2004, ketika ia masih menjadi Senator Negara Bagian Illinois. Tahun itu juga, ia menjadi orang keturunan Afrika pertama yang memenangkan pemilihan sebagai Senat AS sebagai seorang Demokrat.

Barack Obama dilahirkan di Queen’s Medical Center di Honolulu, Hawaii dari ayah ekonom lulusan Harvard, Barack Hussein Obama, Sr., dari Kenya, dan ibu Ann Dunham, dari Wichita, Kansas. Waktu Obama dilahirkan, kedua orang tuanya adalah mahasiswa di East-West Center di Universitas Hawaii di Manoa.

Ketika berusia dua tahun, orangtuanya bercerai. Ayahnya kembali ke Kenya, dan ia hanya bertemu dengan anaknya sekali lagi sebelum meninggal pada 1982. Ann Dunham kemudian menikah dengan Lolo Soetoro (meninggal 2 Maret 1993), juga seorang mahasiswa East-West Center (MA Geografi 1962) dari Indonesia.

Pada masa kecilnya Barack menggunakan nama ‘Barry’. Keluarga ini kemudian pindah ke Jakarta, di mana adik tiri Obama, Maya Soetoro-Ng, dilahirkan (Obama juga memiliki saudara-saudara tiri dari ayahnya yang menikah lagi). Ketika Obama berusia 10 tahun ia kembali ke Hawaii dan diasuh kakek-neneknya, (Madelyn Dunham) dan kemudian ibunya, untuk pendidikan yang lebih baik. Ia masuk kelas lima di Punahou School, di mana ia lulus dengan honors pada 1979.

sumber: wikipedia


Sedarlah, Bukan Barack Obama Yang Kita Cari

Apakah kita pernah berfikir secara jujur dan ikhlas lahir dari lubuk sanubari kita, lalu bertanya pada diri kita sendiri, apakah Barack Obama akan merubah dunia ini seperti mana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah? Padahal kita sendiri tahu, bahawasanya dia sendiri bukan seorang muslim. Guys, bangun dan sedarlah bahawasanya kalian sedang disuntik dengan serum yang membius fikiran anda sendiri sehingga kalian tidak boleh berfikir secara waras. Malah, kalian sebenarnya adalah mulia dibandingkan dengan BO jika kalian mengamalkan islam, lalu berjuang kerana kerananya (islam), lalu mati kerananya.

Wahai kamu muslimin, dan saudaraku sekalian. Kapasiti saya sebagai individu muslim, yang melihat isu ini digembar-gemburkan oleh sejumlah golongan yang beridentitikan diri mereka sebagai muslim amatlah menyedihkan. Maka dari itu, saya menyeru bahawa sesungguhnya bukan Barack Obama yang kita cari, dan bukan perubahan itu yang kita mahukan. Silih bergantinya pemimpin dunia di mana-mana pun, baik negeri kaum muslimin atau bukan, maka semua itu tetap tidak membawa erti apa pun kepada kita. Sistem yang berasal dari wahyu adalah jauh lebih bagus dan lengkap (tidak ada kecacatannya) dibandingkan dengan sistem kapitalis yang justeru akan menyengsarakan manusia selamanya. Fakta telah terbukti di depan mata, statistik telah terpempang di mana-mana, apakah Barack Obama yang kita harapkan untuk merubah keadaan dunia? Kemuliaan sebenar bagi kaum muslimin adalah apabila islam dijadikan panduan hidup oleh kamu muslimin dalam segala aspek (kaffah). Untuk mencapai hal itu, maka tidak akan terlaksana jika tidak ditegakkan islam secara bernegara, yang mana akan diterapkannya syariat islam secara total.

Wallahu'alam

Read More..

Ahad, 9 November 2008

Seminar Krisis Ekonomi Global - Bersama Pakar Ekonomi Global & Islam


Assalamua'laikum

Tuan/Puan yang dihormati,

Ikatan Intelektual Nusantara [IKIN] dengan kerjasama Hizbut Tahrir Malaysia [HTM] akan menganjurkan 'Seminar Krisis Ekonomi Global : ISLAM Penyelesaian Tunggal ' pada 15hb Nov 2008 bersamaan 17 Zulkaedah 1429H, pukul 8.30 pagi bertempat di Dewan Cempaka Kompleks PKNS Bangi, Selangor.

Tujuan :- Memperjelaskan mengapa, bagaimana dan punca Krisis Kewangan dan Ekonomi Dunia yang berlaku hari ini, disamping memperjelaskan satu-satunya alternatif yang mampu mengatasi krisis ini iaitu ISLAM (Sistem Eknonomi Islam). Semoga dengan adanya seminar seperti ini umat Islam dapat melihat isu ini dengan lebih jelas dan mencari penyelesaian bersesuaian dengan pandangan Islam dan seterusnya meningkatkan kesedaran umat Islam untuk kembali kepada kehidupan Islam yang sebenar secara kaffah/menyeluruh.

Seminar : - 2 speaker telah dijemput khas dimana speaker 1 (seorang pakar ekonomi) akan menjelaskan punca dan sebab berlakunya krisis ekonomi/kewangan global (mengapa dan bagaimana). Manakala speaker 2 (pakar ekonomi Islam) akan membentangkan bagaimana ISLAM (sistem ekonomi Islam) merupakan alternatif tunggal sebagai penyelesaian yang hakiki.

Semoga kehadiran tuan/puan ke seminar ini mendapat ganjaran dan keredhaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Read More..

Untung Punya Kampung

Selama hampir 12 tahun, saya belum pernah merasai hidup sebagai seorang yang mempunyai dan hidup di dalam kampung. Ya, 12 tahun adalah jangka waktu yang cukup lama bagi sesiapa pun yang mempunyai kampung. Setelah sekian lama, akhirnya saya mampu menjejaki kampung halaman pada lebaran lepas. Menjejak kaki di kampung sendiri memang berbeda dengan menghadiri apa jua acara yang berbasis seumpamanya. Ini kerana kampung sendiri merupakan titik sentral kehidupan bagi sesetengah manusia yang tumbuh dan bersosial di situ.

Semua yang menarik di kampung, belum tentu ada di kota. Suasana, persekitaran, serta lahan yang serba kehijauan terbentang menyuluh kesegaran ke dalam pori-pori mata kita. Sungai yang mengalir dengan bunyinya yang menyergah keheningan flora hutan dan kedinginan airnya merasuk ke sendi-sendi tulang. Ah, tidak dapat dibayangkan. Jika di sini, hendak mendapatkan kebiasaannya adalah dengan membeli. Tapi jika di kampung untuk mendapatkannya adalah dengan berusaha menanamnya lalu meraihnya ketika musim berbuah. Buah durian belanda, mangga, kedondong dan nangka adalah buah yang ada di kampung halaman saya tanpa membelinya, kerana keluarga saya di sana telah menanamnya. Bukan hanya itu, tanaman lain seperti sayur sawi dan cili adalah tanaman yang terletak di depan rumah saya. Ada yang lebih mengghairahkan, iaitu di kampung saya terdapat buah yang jarang ada di tempat lain. Buah tersebut adalah buah merah (kalau dijual secara komersial, buah ini bernama buah syurga). Luarannya berbulu, kulitnya berwarna merah hati, isinya seperti buah epal dan bijinya seperti buah manggis. Tapi rasanya jauh beda dengan epal. Rasanya sangat enak sekali. Siapa yang ingin mencuba silakan sponsor saya (dan diri anda sendiri) pulang ke kampung next time, hehe.

Suasana dan kultur masyarakat di desa sangat berbeda dengan apa yang ada di bandar. Sifat kekeluargaan, kekerabatan dan keakraban teman-teman dan sanak-saudara menjadi kunci kepada ukhwah yang terjalin sesama masyarakat. Menu mereka juga berbeda. Misalnya masakan yang disediakan oleh orang kampung bagi sesuatu jenis ikan adalah tidak sama dengan masakan di bandar. Di kampung, mereka mempunyai ciri khas dan selera yang berbeda dengan orang bandar. Jadi, tidak hairan jika sesiapa yang jarang pulang ke kampung (atau tidak pernah) akan berasa tidak ‘selesa’ dengan jenis menu yang disediakan. Saya sendiri pernah mengalaminya, tetapi lama-kelamaan ia sudah tidak menjadi masalah lagi bagi saya kerana sudah biasa. Ia lumrah di mana-mana.

Ternyata, kota dan desa tidak sama, Bandar dan kampung punya kelainan yang sama sekali berbeda. Jadi menurut saya, bagi sesiapa yang masih memliki kampung halaman janganlah diabaikan dan disia-siakan dengan tidak mengunjunginya. Maaf, bukan saya bermaksud tujuan ke kampung hanya untuk merasakan aromanya. Tetapi, apa yang penting adalah sifat kekerabatan dan menyambung ukhwah dan silaturahim kepada sanak saudara yang masih ada di kampung halaman.

Wallahu’alam

Read More..